Vitamin B1 (Thiamin)

Vitamin B1, atau yang biasa disebut dengan thiamin, merupakan vitamin yang larut di dalam air (sama halnya dengan vitamin C dan anggota kelompok vitamin B lainnya). Sifatnya yang larut air ini menyebabkan vitamin ini mudah terlarut pada air yang digunakan dalam proses memasak [1].
Fungsi utama Vitamin B1 (thiamin) bagi tubuh adalah untuk membantu dalam menghasilkan energi terutama pada proses metabolisme karbohidrat [1]. Sayangnya hanya sedikit jumlah thiamin yang dapat disimpan di dalam tubuh dan selebihnya akan dikeluarkan bersamaan dengan urin. [1]. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan thiamin setiap harinya. Namun perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki kebutuhan thiamin yang berbeda-beda, bergantung pada umur, jenis kelamin dan beberapa kondisi khusus seperti kehamilan maupun kondisi sedang menyusui. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 [2].
Tabel 1. Rekomendasi kebutuhan vitamin B1
Umur |
Laki-laki |
Perempuan |
Masa kehamilan |
Masa menyusui |
1-3 tahun |
0.5 mg |
0.5 mg |
||
4-8 tahun |
0.6 mg |
0.6 mg |
||
9-13 tahun |
0.9 mg |
0.9 mg |
||
14-18 tahun |
1.2 mg |
1.0 mg |
1.4 mg |
1.4 mg |
19-50 tahun |
1.2 mg |
1.1 mg |
1.4 mg |
1.4 mg |
51 tahun ke atas |
1.2 mg |
1.1 mg |
Kita bisa mendapatkan thiamin dari berbagai sumber makanan, terutama pada kentang, sereal gandum, daging dan ikan. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat merusak thiamin, contohnya cahaya, proses memasak menggunakan suhu tinggi, dan senyawa tannic acid yang terkandung di dalam teh. [1]. Sebagai contoh, meskipun roti (yang berasal dari gandum) mengandung thiamin dengan jumlah yang signifikan, kandungan thiamin akan berkurang ketika roti tersebut terpapar cahaya matahari pada etalase toko. Selain itu mikroorganisme, seperti bakteri untuk proses fermentasi, juga dapat menghasilkan enzim tertentu yang mampu mengubah struktur thiamin. Contohnya, kandungan thiamin pada ikan fermentasi ternyata lebih rendah dibandingkan dengan masakan yang berbahan dasar ikan segar atau tanpa proses fermentasi sebelumnya [1], meskipun tentunya produk makanan fermentasi memiliki zat gizi lain yang baik bagi tubuh. Salah satu contoh masakan ikan fermentasi di Indonesia adalah bekasam dan peda.
Apa dampaknya jika kamu kekurangan vitamin B1? Pernah mendengar mengenai penyakit beri-beri? Umumnya kita tahu bahwa penyakit beri-beri merupakan akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin B1. Tetapi tahukah kamu bahwa penyakit beri-beri ini merupakan salah satu penyebab permasalahan kesehatan jantung di Asia Tenggara? Yup, dan ternyata penyakit ini juga dapat menyebabkan gangguan fungsi sensorik, motorik dan gerak refleks. [1] Oleh sebab itu pemenuhan kebutuhan vitamin B1 menjadi hal yang teramat penting ya!
Referensi
-
Introduction to Human Nutrition. second. West Sussex: Wiley-Blackwell; 2009..
-
Dietary Reference Intakes: Thiamin, Riboflavin, Niacin, Vitamin B6, Folate, Vitamin B12, Pantothenic Acid, Biotin and Choline
Dietary Reference Intakes: Thiamin, Riboflavin, Niacin, Vitamin B6, Folate, Vitamin B12, Pantothenic Acid, Biotin and Choline. Washington DC: National Academy Press; 1998.