Vitamin B3 (Niacin)

Niacin atau vitamin B3 memiliki dua bentuk dalam makanan kita sehari-hari, yaitu nicotinamide dan nicotinic acid [1,2]. Berbeda dengan vitamin B lainnya, niacin dapat dibentuk oleh tubuh kita sendiri dari asam amino tryptophan (1 mg niacin dapat dibetnuk dari 60 mg tryptophan) [2]. Nah, jumlah yang biasa terukur dalam makanan kita sehari-hari disebut dengan niacin equivalent yang diukur dari jumlah niacin dan tryptophan dalam tubuh kita [2].
Niacin memiliki fungsi yang hampir sama dengan vitamin B2 (riboflavin), yaitu sama-sama berperan sebagai koenzim dalam reaksi reduksi dan oksidasi [2]. Jenis koenzim yang berasal dari niacin ini adalah nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+) dan nicotinamide adenine dinucleotide phospate (NADP+) [1,2]. Kedua koenzim ini memiliki peran dalam metabolisme energi serta pembentukan berbagai senyawa lain dalam tubuh. NAD+ berperan dalam memecah asam lemak dan glukosa untuk menghasilkan energi, sedangkan NADP+ dibutuhkan untuk pembentukan asam lemak, kolesterol, hormon, bahkan DNA [1].
Niacin juga diketahui memiliki fungsi tambahan lainnya. Niacin diketahui dapat menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) sebanyak 5-20% dan trigliserida sebanyak 20-50%. Loh kok bisa? Ternyata, niacin memiliki kemampuan untuk menghambat produksi VLDL, lipoprotein yang salah satu penyusunnya adalah LDL dan trigliserida. Niacin juga diketahui dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) sebesar 15-35% dengan cara menurunkan tingkat penguraian dari senyawa HDL tersebut [3]. Namun, efek ini baru ditemukan jika mengkonsumsi niacin dalam jumlah yang sangat banyak. Jadi, apakah berbahaya? Konsumsi niacin berlebihan dapat pula berefek negatif pada organ hati. Beberapa penyakit yang dapat terjadi antara lain gangguan fungsi hati, penyakit kuning, dan kerusakan sel-sel hati [1,4]. Oleh karenanya, tidak disarankan mengkonsumsi niacin berlebihan hanya untuk menjaga kadar kolesterol darah [2]. Adapun kebutuhan niacin setiap individu berbeda-beda, tergantung dari usia dan jenis kelamin. Daftar kebutuhan niacin dapat dilihat pada tabel di bawah [5].
Tabel 1. Kebutuhan rata-rata niacin berdasarkan usia dan jenis kelamin
Usia |
RDA (mg/hari) |
|
Laki-laki |
Perempuan |
|
1-3 tahun |
6 |
6 |
4-8 tahun |
8 |
8 |
9-13 tahun |
12 |
12 |
14-18 tahun |
16 |
14 |
≥19 tahun |
16 |
14 |
Keterangan: RDA (Recommended Dietary Allowance): jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi setiap hari
Konsumsi niacin dibawah jumlah yang disarankan dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Beberapa penyakit yang disebabkan kekurangan niacin ialah pellagra (gangguan kulit), gangguan sistem pencernaan, sakit kepala, kehilangan berat badan dan nafsu makan, serta gangguan pada sistem syaraf pusat [6]. Untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut, konsumsi niacin secara cukup sangat perlu dilakukan. Adapun makanan yang dapat menjadi sumber niacin antara lain ayam, daging, ikan, dan kacang-kacangan [6].
Ingin tahu dan mempelajari jenis vitamin B lainnya? Kamu dapat mempelajari jenis vitamin B lainnya di link ini.
Kategori
Referensi
-
Advanced Nutrition and Human Metabolism. 6 editionth ed. Belmont: Wadsworth Publishing; 2012..
-
Nutritional Sciences From Fundamentals to Food
Nutritional Sciences From Fundamentals to Food. 2nd ed. USA: Wadsworth Cengage Learning; 2011.. -
Textbook of Therapeutics: Drug and Disease Management
Textbook of Therapeutics: Drug and Disease Management. 8th ed. Pennsylvania: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.. -
B Vitamins and Folate: Chemistry, Analysis, Function and Effects
B Vitamins and Folate: Chemistry, Analysis, Function and Effects. Cambridge: RSC Publishing; 2013.. -
The Dental Hygienist’s Guide to Nutritional Care
The Dental Hygienist’s Guide to Nutritional Care. Philadelphia: Saunders; 2014.. -
Nutrition and Dietetics with Indian Case Studies
Nutrition and Dietetics with Indian Case Studies. Delhi: Tata McGraw-Hill Education Private Limited; 2010..