Vitamin C

Vitamin C tentunya sudah bukan vitamin yang asing kita dengar. Kita mudah menemukan Vitamin C dalam berbagai bentuk seperti, tablet hisap, tablet effervescent, tablet minum dan selain itu banyak minuman yang diperkaya dengan Vitamin C.
Vitamin C pertama ditemukan manfaatnya oleh James Lind. Pada masa hidup James Lind, yaitu pada tahun 1700an adalah jaman keemasan dunia perlayaran. Pada jaman itu banyak sering mengalami penyakit skorbut. James Lind berusaha menyembuhkan skorbut yang di derita 12 orang pelaut dengan mencoba 6 jenis perawatan. Perawatan yang berhasil adalah jeruk dan lemon [1]. Setelah diteliti, ditemukan jeruk dan lemon memiliki kandungan Vitamin C yang tinggi.
Mungkin karena alasan itu, hari ini pun banyak yang mengira hanya jeruk dan lemon yang sarat dengan Vitamin C. Namun banyak juga loh sayur dan buah lainnya yang tinggi vitamin C. Contohnya jambu biji (228mg/100g) paprika (170mg/100g), cabe merah (143,7mg/100g) brokoli (93.2mg/100g), kiwi (92.7mg/100g), bunga kol masak (72.6mg/100g), papaya (60.9mg/100g), sementara jeruk (53.2mg/100g) [2].
Kebutuhan vitamin C adalah 90mg untuk pria, dan 75 mg untuk wanita [3]. Vitamin sering dikonsumsi untuk membantu meringankan gejala flu, namun berbagai penelitian tidak membuahkan hasil yang cukup konsisten untuk benar-benar menyatakan manfaat vitamin C melawan flu. Setidaknya, Vitamin C tidak ditemukan memiliki dampak yang buruk jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. dengan kata lain, Vitamin C memiliki tolerable upper intake level yang tinggi 2000mg/hari [3].
Kategori
Referensi
-
The discovery of vitamin C. Annals of Nutrition & Metabolism. 2012;61(3):259 - 264..
-
USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 27
-
Vitamin C — Health Professional Fact Sheet