Vitamin K

Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak, dinamakan sesuai dengan perannya dalam proses ‘Koagulasi’ atau pembekuan darah. Proses pembekuan darah merupakan reaksi kimia yang beruntun, artinya reaksi selanjutnya tidak akan terjadi jika reaksi sebelumnya tidak terjadi. Dalam proses tersebut, vitamin K berperan untuk mengaktifkan faktor koagulasi yang dibutuhkan untuk reaksi selanjutnya [1].
Mengapa proses tersebut penting? Bisa dibayangkan jika darah tidak membeku saat terjadi luka, darah akan terus keluar dari tubuh dan menyebabkan kekurangan darah. Lain halnya jika luka terjadi di dalam tubuh yang tidak bisa dilihat mata, darah yang tidak membeku bisa menyebabkan penekanan organ di dalam tubuh kita [1,2].
Vitamin K terdiri atas tiga macam: [1]
- Vitamin K1 (phylloquinone), ditemukan pada makanan yang berasal dari tumbuhan
- Vitamin K2 (menaquinone), ditemukan pada produk hewan dan diproduksi oleh bakteri yang terdapat pada usus.
- Vitamin K3 (menadione), diproduksi secara komersil (tidak ada pada hewan atau tumbuhan)
Tabel 1. Kandungan Vitamin K Makanan
Jenis makanan |
Jumlah (100 gr) |
Kale Sawi Bayam Brokoli Asparagus Kacang-kacangan Kol Tuna Kembang kol |
817 µg 772,5 µg 493,6 µg 141 µg 80 µg 50,4 µg 47,6 µg 44 µg 13,8 µg |
Berapakah kebutuhan Vitamin K dalam sehari? Kebutuhan vitamin K untuk dewasa adalah 90 µg/hari (perempuan) dan 120 µg/hari (laki-laki). Sejauh ini, tidak ditetapkan batas maksimal dalam konsumsi vitamin K karena tidak ditemukan dampak berarti pada jumlah yang sangat tinggi [1,2].
Sumber vitamin K banyak terdapat pada sayuran hijau, ikan, atau kacang-kacangan (lihat tabel)[3]. Berdasarkan tabel tersebut, kita mengetahui bahwa jumlah tersebut sangat mudah diperoleh, terutama jika mengkonsumsi sayuran hijau yang kaya vitamin K. Walaupun kamu mengkonsumsi makanan rendah vitamin K dalam periode tertentu, kamu masih memiliki jenis vitamin K2 dari bakteri usus yang dapat menjaga proses pembekuan darah kita. Oleh karena itu, kekurangan vitamin K jarang terjadi [1,2].
Jadi, siapakah yang mungkin mengalami kekurangan vitamin K? Bayi lahir dengan jumlah bakteri usus minimal dan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk pertumbuhan bakteri tersebut [2]. Kandungan vitamin K di air susu ibu pun tergolong rendah sehingga bayi biasanya perlu diberikan suntikan vitamin K saat lahir [2]. Penggunaan antibiotik berkepanjangan juga dapat membunuh bakteri usus sehingga bisa menyebabkan kekurangan vitamin K [1]. Ketiga, orang-orang yang memiliki gangguan terhadap pencernaan atau penyerapan lemak. Hal ini berkaitan dengan sifat vitamin K sendiri yang larut dalam lemak, artinya vitamin K tidak diserap tubuh apabila terdapat gangguan pencernaan lemak [2].
Kategori
Referensi
-
Nutrition Concepts & Controversies. 13th ed. USA: Wadsworth Cengage Learning; 2014..
-
Nutritional Sciences From Fundamentals to Food
Nutritional Sciences From Fundamentals to Food. 2nd ed. USA: Wadsworth Cengage Learning; 2011.. -
United States Department of Agriculture Agricultural Research Service National Nutrient Database for Standard Reference Release 28