Zat besi
Iron atau biasa kita kenal sebagai zat besi merupakan salah mikronutrien esensial yang sangat diperlukan tubuh [1]. Mengapa disebut esensial? Karena zat besi memegang peranan penting dalam berbagai proses vital di dalam tubuh, diantaranya menjadi bagian dari hemoglobin di darah yang berfungsi membawa molekul oksigen ke seluruh tubuh, membantu proses enzimatik, dan berperan dalam perkembangan syaraf [2].
Setiap orang memerlukan asupan zat besi yang berbeda-beda, tergantung umur dan jenis kelamin. Tabel 1 menunjukkan kebutuhan zat besi dari berbagai kelompok orang. Wanita pada usia produktif atau pre-menopause membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan untuk menggantikan zat besi yang terbuang ketika menstruasi [2].
Tabel 1 Recommended Dietary Allowance (RDA) zat besi berdasarkan umur dan jenis kelamin [3]
Kelompok |
Umur |
Zat besi (mg/hari) |
Infant |
0-6 bulan |
0.27* |
7-12 bulan |
11 |
|
Anak-anak |
1-3 tahun |
7 |
4-8 tahun |
10 |
|
Laki-laki |
9-13 tahun |
8 |
14-18 tahun |
11 |
|
19-30 tahun |
8 |
|
31-50 tahun |
8 |
|
51-70 tahun |
8 |
|
>70 tahun |
8 |
|
Perempuan |
9-13 tahun |
8 |
14-18 tahun |
15 |
|
19-30 tahun |
18 |
|
31-50 tahun |
18 |
|
51-70 tahun |
8 |
|
>70 tahun |
8 |
|
Wanita hamil |
14-18 tahun |
27 |
19-30 tahun |
27 |
|
31-50 tahun |
27 |
|
Wanita menyusui |
14-18 tahun |
10 |
19-30 tahun |
9 |
|
31-50 tahun |
9 |
*merupakan Adequate Intake (AI) karena kurangnya informasi untuk menetapkan RDA
Sifatnya yang esensial ini membuat zat besi harus selalu berada dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, artinya kita tidak boleh sampai kekurangan asupan zat tersebut. Kekurangan zat besi yang kita tahu dapat menyebabkan anemia. Namun, selain itu masih ada efek lain yang dapat terjadi, seperti penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi, penurunan kemampan konsentrasi, dan kehilangan nafsu makan. Pada wanita hamil, kekurangan zat besi dapat berdampak negatif bayi yang dikandungnya, antara lain meningkatnya resiko komplikasi ketika melahirkan, prematur, dan bayi lahir dengan berat yang kurang [2].
Segala sesuatu yang berlebihan tentu saja tidak baik. Begitu pula dengan konsumsi zat besi. Apabila dikonsumsi terlalu banyak, kita akan beresiko mengalami keracunan serta kerusakan hati dan ginjal [2]. Selain bayam, ternyata ada berbagai macam makanan loh yang bisa menjadi sumber zat besi. Beberapa contoh makanan yang mengandung zat besi adalah hati, tiram, udang, kerang, daging sapi, sarden, kacang-kacangan dan masih banyak lagi [3]. Jadi, jangan sampai lupa mengonsumsi makanan-makanan tersebut ya!
Referensi
-
Foods, Nutrients and Food Ingredients with Authorised EU Health Claims. Cambridge: Elsevier; 2014..
-
Nutrition and Health Info Sheet: Iron and Iron Deficiency Anemia
Nutrition and Health Info Sheet: Iron and Iron Deficiency Anemia. California: UCANR Publications; 2008.. -
Iron
Iron [Internet]. 2015. https://ods.od.nih.gov/factsheets/list-all/Iron/.